Sabtu, 18 Desember 2010

OBAT KARDIOVASKULER

TERAPI FARMAKOLOGI PENYAKIT
 KARDIOVASKULER

Secara sederhana,
· Jantung adalah sebuah pompa.
· Jantung memompa darah melalui sistem pembuluh darah yang mempunyai kapasitas volume yang terbatas.
· Suatu sistem penghantaran elektrik memelihara frekuensi dan irama yang teratur.
· Sel miokardium membutuhkan oksigen.
Bila melihat fungsi jantung dari sini, malfungsi jantung dan intervensi terapeutik dapat diperkirakan :

o Gagal Jantung terjadi bila jantung tidak dapat lagi memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Seperti setiap pompa mekanis, gagal jantung terjadi bila jantung bekerja terlalu keras untuk waktu yang lama.
o Hipertensi terjadi bila volume darah lebih besar dibandingkan dengan ruangan yang tersedia di dalam pembuluh darah. Tekanan arteri rata-rata sama dengan curah jantung dikali resistensi perifer. Peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas miokardial, atau retensi air/natrium meningkatkan curah jantung. Vasokonstriksi menaikkan resistensi perifer.
o Aritmia terjadi bila jarak konduksi elektrik tidak berfungsi.
o Angina (nyeri dada) adalah cara jantung memberi tanda bahwa beberapa dari sel-selnya tidak mendapat oksigen yang cukup (aliran darah terlalu sedikit). Infark Miokardial terjadi bila daerah yang kekurangan oksigen pada jantung mulai menjadi mati.



Strategi Pengobatan Penyakit Kardiovaskular
Tujuan Terapeutik
Strategi Farmakologik

Gagal Jantung

Memperbaiki kontraktilitas
Miokardial.



Digoksin meningkatkan infuks kalsium ke dalam sel-sel miokardial.
Amrinon menghambat degradasi cAMP (cAMP adalah pembawa pesan biokimia yang merangsang jantung).
Dobutamin meningkatkan produksi cAMP dengan mengikat reseptor adrenergik β1.
Menurunkan beban awal (preload). Beban awal adalah volume darah yang mengisi ventrikel selama diastolik.
Peningkatan beban awal menyebabkan pengisian berlebih pada jantung yang meningkatkan beban kerja.
Nitrogliserin menurunkan tonus vena (juga mendilatasi arteri koroner, meningkatkan penghantaran darah ke jantung).
Menurunkan beban akhir (afterload). Beban akhir menunjukkan tekanan yang harus diatasi agar jantung dapat memompa darah yang baru teroksigenasi ke dalam sistem arterial.
Diuretik dan Kaptopril menurunkan volume darah dengan cara meningkatkan volume air yang diekskresikan ke dalam urin.
Hidralazin merelaksasi arteriol.
Hipertensi

Menurunkan volume kelebihan beban (overload).


Diuretik dan Kaptopril menurunkan volume darah dengan meningkatkan volume air yang diekskresikan ke dalam urin.
Menurunkan aliran keluar simpatis dari otak.
Klonidin adalah agonis pada reseptor α. Reseptor α2 pascasinaptik menghambat pelepasan selanjutnya agonis simpatis, yaitu norepinefrin.
Memblok reseptor adrenergik di jantung.
Atenolol adalah antagonis reseptor adrenergik β1, yang menurunkan frekuensi jantung dan kerja miokardial.
Mendilatasi pembuluh darah.
Prasosin memblok reseptor adrenergik α2 sehingga menyebabkan vasodilatasi.
Nifedipin memblok pintu masuk kalsium ke dalam sel-sel otot polos dinding arteri, sehingga mencegah kontraksi.
Hidralazin merelaksasi arteriol.
Angina

Menurunkan kerja jantung.


Nitrogliserin menurunkan beban awal dengan dilatasi vena.
Atenolol menurunkan kerja miokardial (antagonis β1).
Nifedipin menurunkan tekanan darah melalui vasodilatasi, dengan memblok pintu masuk kalsium.
Infark Miokardial

Perfusi kembali jaringan yang iskemik.


Streptokinase megubah plasminogen menjadi plasmin. Plasmin mencerna fibrin dan fibrinogen, jadi menghancurkan beku-bekuan.
Obat anti angina (di atas).
Aritmia

Memperbaiki kontraksi miokardial yang sinkron.


Beberapa kelompok obat seperti : Kuinidin, Prokainamid, Disopiramid, Lidokain, Fenitoin, Meksiletin, Tokainid, Enkainid, Flekainid, Indekainid, Propanolol, Esmolol, Bretilium, Amiodaron, Verapamil, Moricizin, Digoksin, Adenosin.
Oklusi Vaskular

Mencegah koagulasi.


Heparin dan Warfarin menghambat jalur koagulasi.
Mencegah pembentukan bekuan.

Aspirin menhambat agregasi trombosit.
Tiklopidin menghambat ikatan trombosit ke fibrinogen.
Menghancurkan bekuan yang telah terbentuk.
Streptokinase mengubah plasminogen menjadi plasmin.


Obat Kardiovaskuler :

1. Obat gagal jantung
2. Obat antihipertensi
3. Obat antiaritmia
4. Obat antiangina


1. Obat Gagal Jantung

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah beroksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Strategi pengobatan farmakologik meliputi perbaikan kontraktilitas miokardial atau penurunan beban kerja jantung.

Glikosida jantung (mis.digoksin) memperbaiki kontraktilitas miokardial. Walaupun mekanismenya belum jelas, telah terbukti bahwa obat-obatan ini menghambat ATPase natrium kalium dan meningkatkan pelepasan kalsium intrasel dari retikulum sarkoplasma.

Digoksin adalah glikosida jantung yang paling sering digunakan, terutama untuk alasan farmakokinetik. Bila membandingkan obat ini, sangat berguna untuk mengaitkan digitoksin dengan “lebih banyak dan lebih lama”.

· Digitoksin mempunyai waktu paruh lebih panjang.
· Digitoksin lebih banyak diabsorbsi dari saluran cerna.
· Digitoksin lebih banyak terikat protein.
· Digitoksin dimetabolisme lebih luas sebelum ekskresi. Sedangkan, digoksin tidak dimetabolisme sama sekali.

Intoksikasi digoksin/digitoksin: tanda-tanda toksisitas terjadi pada 10-25% pasien yang mendapat glikosida digitalis. Toksisitas seringkali fatal, dan tejadi lebih sering pada pasien yang mendapat tiazid atau diuretik boros kalium lain.

· Tanda-tanda jantung: aritmia akibat meningkatnya otomatisitas (kemungkinan karena depolarisasi spontan), blok jantung parsial atau total yang disebabkan efek perlambatan nodus AV.
· Saluran cerna: anoreksia, mual, muntah, dan diare.
· Sistem saraf: mengantuk dan kelelahan.
· Gangguan penglihatan: penglihatan kabur, penglihatan ganda, tampak halo di sekeliling benda, penglihatan warna tunggal (paling sering kuning atau hijau), titik-titik kerlap-kerlip atau kilatan cahaya.
· Tanda-tanda lain: Pusing atau pingsan dapat terjadi akibat penurunan tekanan darah. Ginekomastia.

Intoksikasi glikosida paling baik dicegah dengan pengamatan yang cermat dan penyesuaian dosis pada tiap pasien; penggunaan dosis muatan yang sedang; perbaikan kadar kalium normal pada pasien hipokalemik sebelum pemberian digoksin atau digitoksin; dan pemulihan kadar kation normal pada pasien hipomagnesemik atau hiperkalemik. Intoksikasi dapat diterapi dengan Fabs imun digoksin, yang merupakan fraksi antibodi spesifik untuk digoksin atau digitoksin. Fabs berikatan dengan glikosida dan bagian yang tergabung ini diekskresikan ke dalam urin.

v Edema Paru Akut

Edema paru akut biasanya menyertai gagal jantung kiri. Keberhasilan pengobatan edema paru sangat penting untuk menghindari gagal jantung kanan sekunder. Intervensi diri pada pasien dengan edema paru antara lain :

1. Mendudukkan pasien tegak agar aliran balik vena turun dan pasien mudah bernapas
2. Memberikan oksigen humidifikasi untuk meningkatkan PaO2.

Terapi obat terdiri dari:

1. Furosemid atau bumetanid, diuretik poten yang menurunkan volume vaskular, yang menyebabkan pergeseran cairan dari paru-paru ke dalama sistem vaskular
2. Morfin, suatu venodilator yang menurunkan beban awal dan menurunkan ansietas melalui kerjanya pada reseptor opiat di otak. Nitrat dan/ atau bronkodilator dapat ditambahkan untuk berturut-turut mengurangi kerusakan iskemik dan memperbaiki ventilasi.

v Pengelolaan Syok

Syok adalah keadaan yang potensial mematikan karena jaringan-jaringan kurang mendapat perfusi dan akibatnya menjadi iskemik. Pengobatannya terdiri dari pemeliharaan oksigenasi, menaikkan tekanan darah dan mengobati asidosis metabolik bila berat. Jenis syok harus didiagnosis sedemikian sehingga masalah dasarnya dapat diobati.
Vasoreseptor mengkonstriksi pembuluh darah dan memperbaiki fungsi jantung dengan merangsang reseptor adrenergik. Vasoreseptor dipakai bila cairan intravena saja tidak dapat meningkatkan tekanan vena sentral. Vasokonstriksi perifer memirau darah ke jantung dan paru-paru. Mungkin tampak ganjil bila vasokonstriktor digunakan untuk mengobati keadaan yang ditandai dengan buruknya perfusi jaringan. Memang, perbaikan tekanan vena sentral seringkali mengorbankan kerusakan iskemik pada jaringan perifer.
Dopamin dosis rendah merupakan obat yang disukai untuk mengobati syok. Pada “dosis ginjal”, dopamin mendilatasi pembuluh-pembuluh darah ginjal (diperantarai reseptor dopamin) sedang pembuluh darah di jaringan lain mengalami konstriksi. Norepinefrin dan dopamin dosis tinggi mengkonstriksi semua pembuluh darah termasuk di ginjal dan otak. Selain itu, kedua obat ini memperbaiki fungsi jantung dengan merangsang reseptor adrenergik β1. Dopamin lebih poten dibanding norepinefrin dalam hal ini.
Dobutamin dan isoproterenol juga digunakan pada syok kardiogenik karena memperbaiki kontraktilitas miokardium. Obat-obat ini menjadi kontraindikasi bila syok disebabkan oleh hipovolemi dan bukan insufisiensi jantung, karena tidak memiliki efek vasokonstriktor langsung (agonis α1 lemah).



2. Obat Anti Hipertensi

Obat Anti Hipertensi
v Diuretik :
Meningkatkan ekskresi NaCl dan air sehingga menurunkan tekanan darah.
Obat : HCT, Furosemide (lasix), Spironolakton.
v Beta Bloker :
Mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas jantung.
Obat : Propanolol, Bisoprolol, Asebutolol, dll.
v Alfa Bloker :
Menghambat vasokontriksi sehingga pembuluh darah dilatasi maka tekanan darah turun.
Obat : Doxazosin, Prazosin, Labetalol, dll.

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, tekanan darah, terutama tekanan sistolik meningkat seiring dengan pertambahan usia di negara-negara barat dan pada sebagian besar masyarakat dengan budaya mengkonsumsi garam dalam jumlah besar. Peningkatan tampak mencolok pada wanita setelah umur 50 tahun. Frekuensi yang tinggi dan kadang-kadang masa jinak dan bentuk hipertensi sistolik dengan mula yang terlambat meyakinkan untuk melakukan suatu pendekatan konservatif untuk mengobatinya. Sebaliknya, hipertensi diastolik dan peningkatan tekanan sistolik yang bermakna di atas norma untuk usia yang berlaku seyogyanya mendapat pengobatan yang sungguh-sungguh karena keadaan tersebut dihubungkan dengan terjadinya peningkatan yang mencolok denagn stroke, gagal jantung kongestif dan gagal ginjal karena pengobatan yang efektif terbukti sangat mengurangi timbulnya tanda-tanda sisa.


v Digitalis :
Kontraktilitas otot jantung yaitu kontraksi otot jantung meningkat, cardiac output meningkat, ukuran jantung mengecil, penurunan tekanan vena,odema menurun.
Aktivitas listrik yaitu mempengaruhi aktivitas syaraf otonom dan menurunkan konduksi melalui sinus dan AV node sehingga frekuensi jantung menurun.
Dosis digitalisasi 0,75 – 1,5 mg peroral dan 0,5 – 1,0 mg per IV.

v Intoksikasi :
GIT : mual, muntah, anoreksia, diare.
Irama: aritmia, sinus bradikardia, denyut ektopik, vibrilasi, blok AV.
Sakit kepala, pusing, muntah, letih, bingung, penglihatan kabur
Sering hipokalemia.

Vasodilator :
Hidralasin
Merangsang otot pada arteriol dilatasi sehingga tekanan darah turun.
Minoksidil
Meningkatkan permiabilitas membran sel terhadap K+ sehingga otot polos dilatasi dan menurunkan tekanan darah.
Na-Nitroprusid
Menghasilkan NO yang berpengaruh terhadap otot polos dilatasi sehingga menurunkan tekanan darah.
ACE Inhibitor :
Menghambat pembentukan Angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi Aldosteron sehingga meningkatkan sekresi NaCl, air dan retensi Kalium.
Obat : Kaptopril, Lisinopril, Enalapril, dll.
Antagonis Kalsium (CCB) :
Mengahambat ion Ca++ masuk ke kanal kalsium (sarkolema).
Obat : Verapamil, Diltiazem, Nipedipin, dll.

v Terapi keracunan digitalis :
- Obat dihentikan
- Koreksi hipokalemia
- Beri anti aritmia

v Diuretik
- Mengurangi odema dengan memacu sekresi NaCl dan air sehingga beban jantung berkurang.


v Vasodilator
- ACE Inhibitor bersifat arteriodilator dan venodilator. Arteriodilator berfungsi mengurangi beban tahanan pada aorta sehingga cardiac output meningkat.
- Venodilator berfungsi mengurangi tekanan pengisian ventrikel kiri sehingga daya tampung membaik dan mengurangi odema paru.
- Obat lain : alfa bloker, Na-nitropruaid.

v Inotropik lain
- Dopamin : untuk kardiogenik syok dan hipotensi.
- Dobutamin : meningkatkan kontraktilitas otot jantung melalui Adrenoreseptor Beta 1.

v PENDAHULUAN
- Hipertensi : peningkatan TD diastolik dan/atau sistolik yg persisten dan kronik (TD > 140/90 mmHg)
- Diagnosis : pengukuran TD plg sedikit 2x kunjungan

v KLASIFIKASI (JNC VII)
Klasifikasi BP
SBP (mmHg)
DBP (mmHg)


Normal
< 120
< 80


Prehypertension
120-139
80-59


HT stage I
140-159
90-99

SBP : systolic blood pressure
HT stage II
>160
> 100

DBP : diastolic blood pressure

v ETIOLOGI :
- Genetik
- Intake garam
- Obesitas
- Stress

v KOMPLIKASI
Penyakit jantung koroner (infark miokard, sudden death), sroke, gagaj jatung. Gagal ginjal dll
â
Terapi

v PRINSIP TERAPI : TD hrs diturunkan dan dipertahankan senormal mgkn utk cegah komplikasinya
v TERAPI NON FARMAKOLOGIK : Turunkan BB, batasi makanan tinggi garam, kurangi mkn berlemak, exercise, hidup santai , tdk merokok dll.

v TERAPI FARMAKOLOGIK
Ø Tahapan terapi
Modifikasi life style
â
Tdk tercapai
â
Pengawalan terapi
â
1. Without compelling indication
a. Stage I : Use thiazide. Pertimbangkan kombinasi dgn ACEI,ARB, BB,CCB
b. Stage II : Kombinasi 2 obat (thiazide & ACEI, bisa dg kombinasi ARB, BB,CCB)
2. With compelling condition
s. Px DM: kombinasi diuretika, ACEI, ARB, BB, CCB
â
Tdk tercapai
â
Optimize dosage or tambahkan tx tambahan ad TD diinginkan tercapai
Ø Profil obat
1. Diuretika
a. Gol thiazida : utk HT ringan dan sedang (std 1) dg fgs jtg dan ginjal normal
b. Gol furosemida : utk HT berat dan insuff ginjal ( CrCl < 30 ml/mnt), ggl jtg, sirosis hati
c. Gol hemat kalium (spironolakton) : hindari loss K yg >> (tu dg tx digitalis) & perbaiki efek natriuretik (peningkatan Na ginjal) diuretika lain
d. Regimentasi dosis
- Thiazida : tab 25-50 mg ~ dosis efektif sbg antiHT
- Furosemida : tab,i.v, efek penurunan TD seiring dgn kenaikan dosis
2. Toksisitas diuretika
Hipokalemia (bhy utk px dg tx digitalis, aritmia, AMI), intoleransi glukosa, hiperlipidemia, hiperurisemia

v OBAT PENGUBAH SISTEM SARAF SIMPATIS
Utk HT sedang ad berat (std II)
Ø Obat simpatolegik bekerja sentral
Mekanisme dan tempat kerja : Kurangi aliran simpatis dr pusat vasopresor (btg otak) shg lebih peka thd baroreseptor à metil dopa, klonidin
1. Metil dopa
- Perangsangan adrenoreseptor a sentral
- Utk HT ringan ad sedang
- Turunkan TD dg kurangi tahanan pemblh darah tepi à kurangi denyut jtg
- Sebabkan peâ resistensi vaskular ginjal
a. Farmakokinetik

- Biovalabilitas : 25% ok first pass effect yg ekstensif
- Ekskresi : ginjal
- t½ el : 2 jam à memanjang pd gangg ginjal
- Onset of action : 4-6 jam
- Duration of action : 24 jam
- Dosis : dosis lazim 1-2 gr/hari (peroral)

b. Efek samping : Sedasi hebat, kelemahan mental (jk panjang), nightmare, extrapyramidal, laktasi ok peningkatan sekresi prolaktin

2. Klonidin
- Perangsangan langsung adrenoresptor a di arteriole
- Penurunan TD ~ pengurangan curah jtg ok peâ frekuensi jtg & relaksasi vena kapasitan, peâ resistensi vaskular perifer
- Tdk ganggu aliran drh ginjal
a. Farmakokinetik
- Bioav 75% dan t½ 8-12 jam
- Ekskresi : ginjal bntk tdk berubah
- Mudah lrt dlm lemak à cepat msk otak
- Dosis : 0,2-1,2 mg / hari; dosis maks : 1,2 mg/hari
b. Efek samping

- Mulut kering, sedasi
- KI : px dg depresi mental,

- Penghentian stlh penggunaan jk lama à krisis HT
- Perlu tappering dosiManfaat lain : analgesik (scr intratekal) dan perbaikan gjl pd px yg hentikan penggunaan tembakau dan opiod

Ø Penghambat saraf adrenergik
Reserpin
- Utk HT ringan ad sedang
- Mekanisme kerja : hambat vesikel transmiter aminergik utk ambil dan simpan amin biogenik
- Memasuki otak dg mdh
- Pengosongan amin serebral à sedasi, depresi mental, parkin-sonisme

a. Farmakokinetik
- Cpt hilang dr sirkulasi, tp efeknya menetap lama
- Dosis : tab 0,25 mg / hari
b. Efek samping obat
- Dosis rendah : hipotensi postural ringan
- Dosis tinggi : sedasi, fatigue, mimpi buruk, depresi mental brt, EPS (jrng)

Ø Antagonis adrenoreseptor
1. Propranolol
- Ht ringan ad sedang
- Pd HT berat : cegah tjdnya refleks takikardia ok vasodilator
a. Mekanisme kerja
- Antagonis reseptor b1 dan b2 (b bloker tdk selektif)
- Hambat stimulasi produksi renin o/ ketekolamin (b1) à tekan sistem RAAs
b. Farmakokinetik
- Dosis p.o > i.v ok first passed effect yg ekstensif
- t½ 3-6 jam
- Larut dlm lemak à mdh tembus SSP
- Dosis : awal 80 mg/hari (dosis terbagi); efektif 80-480 mg/hari
c. Efek samping obat : Bradikardi, masking effect hipoglikemia, mimpi brk , depresi mental

2. Metoprolol
- Potensinya sama dg propanolol dlm hambat b1 dan 50-100 x < propanolol dlm hambat b2 à kardioselektif
- Dosis : 100-450 mg/hari

3. Atenolol
- b1 bloker selektif , aman pd px alami bronkokontriksi, DM
- Dosis: 50 mg / hari

v SIFAT OBAT-OBAT b BLOCKER
Nama Obat
Selektifitas
Kelarutan Lipid
T½ el
Atenolol
1b
Rendah
6-9 jam
Bisoprolol
1b
Rendah
9-12 jam
Esmolol
1b
Rendah
10 mnt
Labetalol
Tdk ada
Sedang
5 jam
Metoprolol
1b
Sedang
3-4 jam
Nadolol
Tdk ada
Rendah
33 jam
Propranolol
Tdk ada
Tinggi
3,5-6 jam
Sotalol
Tdk ada
Rendah
12 jam
Timolol
Tdk ada
Sedang
4-5 jam


Ø Penghambat a 1
a. Obat : prazosin, terazosin, doksazosin
b. Mekanisme kerja
- Hambat reseptor a 1 pd arterio dan venula (a 1 selektif ) à Turunkan tekanan arteri dg dilatasi pemb drh resistan maupun kapasitan
- TD â lbh banyak pd posisi berdiri
- Efektif bila dikombinasi dg diuretika, b bloker
c. Farmakokinetik
    1. Prazosin
- Metab firs pass besar
- Tdk ada takikardi (a1 selektif)
- Absorpsinya baik, t½ 3-4 jam
- Cp á pd CHF
- Dosis : mulai dosis rendah 1 mg 3x1 utk cgh hipotensi postural
- dan sinkope; dosis max 5-20 mg/hari
    1. Terazosin
- Metab firt pass sdkt, t½ 12 jam
- Dosis : 1x sehari, 5-20 mg/hari
- Juga utk BPH

    1. Doksazosin
- t½ 22 jam
- Awal 1 mg/hari (1x1), ditingkatkan ad 4 mg/hari

Ø Vasodilator : Hydralazin, minoksidil, nitropusid, CCB
Mekanisme kerja : Relaksasi otot polos arteriole à kurangi tahanan vaskular sistemik
v CALCIUM CHANNEL BLOCKER
Hambatan influks Ca ke dlm sel otot polos arteri à tonus arteriolus dan resistensi vaskular sistemik à peâ tek arterial dan intraventrikular
1. Gol dihydroperidin (nifedipin, amlodipin, felodipin, isradipin, nikardipin)
a. Efektif sbg vasodilator, depresi jtg lemah dibanding verapamil & diltiazem
b. Dosis :

- Amlodipin : 5-10 mg 1x1
- Nifedipin : 20-40 mg/8 jam p.o
- Diltiazem : 30-80 mg/8 jam p.o
- Nimodipin : 60 mg/4 jam p.o

2. Gol non dihydropyridine
Verapamil,diltiazem
a. Verapamil menurunkan denyut jtg dan curah jtg
b. Diltiazem memiliki kerja intermediate
c. Efek samping
- Cardiac arrest, bradikardi, flushing, edema, pusing, konstipasi
- KI : gagal jantung kongestif (inotropik neg)

v PENGHAMBAT ANGIOSTENSIN
ACE-1
- Turunkan TD dg kurangi tahan vaskular perifer
- Curah jtg dan denyut jtg tdk berubah
- Turunkan proteinuria & perbaiki fgs ginjal dg cara turunkan resistensi arteriole efferent glomerulus dan pe tek intraglo-merulus
Ø Kaptopril : Menghambat enzim penghambat yg menghidrolisa angiosten-sin I mjd angiostensin II
Ø Enalapril
- Prodrug,diesterifikasi menjadi analaprilat (penghambat CE)
- Rute : IV à HT emergency
Ø Lisinopril
- Long acting, dosis 10-40 mg/hari
- Benazepril, fosinopril, kuinapril, rapipril
- Masa kerja panjang
- Prodrug

Ø Farmakokinetik

a. Kaptopril
- Absorpsi cepat, bioav 70%
- Bioav berkurang 30-40% bila diminum bersama makanan
- Ekskresi : 50% via urin
- Distribusi : sel jar tbh kec SSP
- t½ < 3 jam
- Dosis : awal 25 mg 2-3x, 1-2 jam sblm mkn
- Respon TD 2-4 jam stlh pemberian

b. Lisinopril
- Absorpsi lambat
- Cp max tercapai 7 jam stlh dosis
- t½ 12 jam
- Dosis 10-80 mg 1x1
- Efek samping obat
1. Gagal ginjal akut (px arteri stenosis bilateral), angiodema, btk kering, hiperkalemia
2. KI : kehamilan trimester ke II & III à malformasi janin

Ø Tempat kerja :
a. Pusat vasomotor : metildopa, klonidin
b. Ujung saraf simpatis : reserpin
c. Reseptor b jantung : b blocker (propanolol,bisoprolol dll)
d. Reseptor a : prazosin (a1blocker)
e. Otot polos vaskular : Calcium channel blocker, minoksidil dll
f. Tubulus ginjal : thiazida, loop diuretika
g. Penghambat angiostensin : captopril
Utk HT sedang ad berat

3. Obat Anti Aritmia

Nodus sinoatrial memacu jantung dengan melakukan depolarisasi spontan dan merangsang saraf penghantar di atrium. Impuls dengan cepat menyebar melalui atrium menyebabkan sel-sel miokardium atrium berkontraksi secara serempak. Impuls mencapai nodus atrioventrikular (A-V), yang akhirnya mengirimkan sinyal konduksi ke jaras konduksi His-Purkinje. Sistem His-Purkinje membawa impuls ke sel-sel miokardium ventrikel, yang menyebabkan kontraksi kuat yang mendorong darah ke seluruh tubuh.
Gangguan pada sistem yang mengagumkan ini, oleh mekanisme-mekanismenya dapat membahayakan oksigenasi jaringan dan dapat menyebabkan kematian. Obat-obat anti aritmia mempengaruhi sifat konduksi jantung (biasanya dengan mgubah konduktansi ion) dan dapat mengembalikan irama abnormal ke irama sinus.

1. Obat Antiaritmia
Kelas I A :
Menghambat ino Na+ masuk, menekan depolarisasi fase 0 dan memperlambat konduksi serabut Purkinje.
Obat : Kuinidin, Prokainamid, Disopiramid.

Kelas I B :
Depresi minimal fase 0, konduksi lambat dan mempersingkat waktu repolarisasi.
Obat : Lidokain, Fenitoin, Tokainid.

Kelas I C :
Depresi kuat fase 0, konduksi lambat dan efek ringan terhadap repolarisasi.
Obat : Enkainid, Flekainid, Indekainid.

Kelas II :
Penyekat adeno reseptor (beta bloker).
Obat : Propanolol, Asebutolol, Bisoprolol.

Kelas III :
Memperpanjang repolarisasi.
Obat : Amiodaron, Sotatol, Bretilium.

Kelas IV :
Penyekat kanal Ca++ (CCB).
Obat : Verapamil, Diltiazem.


4. Obat Anti Angina

Ada tiga jenis angina :

Angina stable : Hipoksia dan iskemia miokardium sementara yang tidak menyebabkan kerusakan yang terdeteksi. Nyeri dada sementara dicetuskan oleh pengerahan tenaga atau stress dan menghilang dengan istirahat. Depresi segmen S-T pada EKG.
Angina unstable : Dapat timbul pada waktu istirahat. Episodenya lebih berat daripada angina stable. Kadang-kadang menyebabkan kerusakan miokardium permanen. Menyebabkan peningkatan atau depresi segmen S-T dan pembalikan gelombang T pada jejak EKG.
Angina varian (Prinzmetal) : Hipoksia dan iskemia miokardium disebabkan oleh vasospasme (bukan karena penyempitan progresif arteri koroner). Episodenya dapat terjadi pada waktu istirahat, sering pada waktu yang sama tiap hari. Peningkatan segmen S-T pada EKG.

Nitrogliserin adalah dasar terapi angina. Nitrogliserin yang diletakkan dibawah lidah dengan cepat menembus kapiler sublingual dan menginduksi vasodilatasi dalam hitungan menit. Nitrogliserin diberikan pada waktu awitan nyeri angina atau sebelum latihan untuk mencegah episode angina.
Bloker pintu masuk kalsium menurunkan kalsium frekuensi episode angina dan kini memegang peranan penting pada penatalaksanaan pasien yang cenderung mendapat episode angina. Bloker adrenergik beta menekan aktivitas jantung, jadi menurunkan kebutuhan oksigen sel-sel miokardium.

· Nitrat Organik :
Pembentukan NO merangsang siklase sehingga kadar siklik GMP sel otot polos meningkat dan terjadi defosforilasi miosin sehingga terjadi relaksasi otot polos.
Obat : Nitrogliserin, Isosomid dinitrat, Isosorbid mononitrat, dll.

· Beta Bloker :
Mengurangi kebutuhan O2 miokard melalu mengurangi denyut jantung, kontraktilitas miokard dan tekanan darah pada beta reseptor.
Meningkatkan supply O2 melalui mengurangi tegangan dinding ventrikel selama sistol sehingga endokard meningkat.
Obat : Propanolol, Bisoprolol, dll.

· CCB (Calcium Channel Blocker) :
Menghambat masuknya ion Ca++ melewati slow channel pada membran sel (sarkolema).
Obat : Verapamil, Nifedipin, Diltiazem, dll.

v Digitalis :
Kontraktilitas otot jantung yaitu kontraksi otot jantung meningkat, cardiac output meningkat, ukuran jantung mengecil, penurunan tekanan vena,odema menurun.
Aktivitas listrik yaitu mempengaruhi aktivitas syaraf otonom dan menurunkan konduksi melalui sinus dan AV node sehingga frekuensi jantung menurun.
Dosis digitalisasi 0,75 – 1,5 mg peroral dan 0,5 – 1,0 mg per IV.

v Intoksikasi :
GIT : mual, muntah, anoreksia, diare.
Irama: aritmia, sinus bradikardia, denyut ektopik, vibrilasi, blok AV.
Sakit kepala, pusing, muntah, letih, bingung, penglihatan kabur
Sering hipokalemia.

Vasodilator :
Hidralasin
Merangsang otot pada arteriol dilatasi sehingga tekanan darah turun.
Minoksidil
Meningkatkan permiabilitas membran sel terhadap K+ sehingga otot polos dilatasi dan menurunkan tekanan darah.
Na-Nitroprusid
Menghasilkan NO yang berpengaruh terhadap otot polos dilatasi sehingga menurunkan tekanan darah.
ACE Inhibitor :
Menghambat pembentukan Angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi Aldosteron sehingga meningkatkan sekresi NaCl, air dan retensi Kalium.
Obat : Kaptopril, Lisinopril, Enalapril, dll.
Antagonis Kalsium (CCB) :
Mengahambat ion Ca++ masuk ke kanal kalsium (sarkolema).
Obat : Verapamil, Diltiazem, Nipedipin, dll.

v Terapi keracunan digitalis :
- Obat dihentikan
- Koreksi hipokalemia
- Beri anti aritmia

v Diuretik
- Mengurangi odema dengan memacu sekresi NaCl dan air sehingga beban jantung berkurang.

v Vasodilator
- ACE Inhibitor bersifat arteriodilator dan venodilator. Arteriodilator berfungsi mengurangi beban tahanan pada aorta sehingga cardiac output meningkat.
- Venodilator berfungsi mengurangi tekanan pengisian ventrikel kiri sehingga daya tampung membaik dan mengurangi odema paru.
- Obat lain : alfa bloker, Na-nitropruaid.

v Inotropik lain
- Dopamin : untuk kardiogenik syok dan hipotensi.
- Dobutamin : meningkatkan kontraktilitas otot jantung melalui Adrenoreseptor Beta 1.



Daftar Pustaka



Neal,Michael J.2006.At a glance Farmakologi Medis.Edisi 5.Erlangga:Jakarta
Katzung,G.Betram.2004.Farmakologi Dasar dan Klinik.Buku 3 edisi 8.Salemba Medika:Jakarta
Olson,James,M.D.,Ph.D.2003.Belajar Mudah Farmakologi.EGC:Jakarta
Katzung,G.Betram.1997.Farmakologi Dasar dan Klinik.Edisi 6.EGC:Jakarta
Katzung,G.Betram.2002.Farmakologi Dasar dan Klinik.Buku 2 Edisi 8.Salemba Medika:Jakarta

Tambayong,dr.Jan.2001.Farmakologi untuk Keperawatan.Widya Medika:Jakarta
Rose,Kathleen M,dkk.1989.Pharmacology.Library of Congress Cataloging in Publication Data:USA
Purwanto,SL.1992.DOI.Grafidian Jaya:Jakarta
Tjay,Tan Hoan.2008.Obat-Obat Penting edisi ke enam cetakan pertama.Gramedia:Jakarta
Shryock,Harold.1997.Penuntun Perawatan dan Pengobatan Modern.Indonesia Publishing House:Bandung
Kee,Joyce L dan Evelyn Hayes R.1996.Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.EGC:Jakarta
Tjay,Tan Hoan.2002.Obat-Obat Penting edisi ke lima.Gramedia:Jakarta
Woodley, Michele dan Alison Whelan.1995.Pedoman Pengobatan.Essential Medika:Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar